LEGENDA NICO SIANIPAR [VERSI INDONESIA]

Day 469, 08:08 Published in Indonesia Indonesia by wander howard

Translated by Chiruu edited by Wander Howard, Pr-Tasm.
Karya ini terinspirasi oleh cerita asli.

Alkisah, tinggallah seorang petani yang miskin bernama NicoSianipar dan istrinya yang bernama flik_kenni. Mereka adalah keluarga yang sangat taat beragama walaupun miskin teruk dan mengalami banyak kesusahan.

Suatu hari, seorang pendeta tua yang terkenal datang ke rumah mereka. Nico dan istrinya senang bukan main karena pendeta ini, Phortoz sudi mampir ke rumah mereka dan memberikan mereka pemberkatan, sebagai ganti makanan bebek dan kandangnya.

Karena rumah Nico terpencil dari mana-mana, dan musim hujan sudah datang, mereka memohon kepada Phortoz untuk tinggal sampai musim banjir lewat.

“Bagaimana kalau pak pendeta tenggelam? Siapa yang akan mengurus dirimu? Tinggallah di sini. Di sini kami akan membuatmu gemuk lalu merebus...eh maksudnya, kami akan mengurusmu dengan baik, wahai pendeta yang suci.”

“Kwak kwak...” Phortoz menerima dengan sukacita.

Setelah musim hujan lewat, tibalah waktu Phortoz untuk pergi.

Akan tetapi sebelum ia pergi, ia berkata, “Kwak kwak... Aku sudah bermeditasi sebanyak 503 kali musim ini dan aku punya berita yang sangat baik untuk kalian. Setelah aku pergi, ambillah sebuah busur dan panah, bukan untuk menembakku....ahem, tapi berdirilah di depan pintu rumahmu, dan saat matahari baru menunjukkan sinarnya, lepaskan panahmu ke arah matahari. Di mana panah itu jatuh, di situlah ada HARTA KARUN LEBIH DARI YANG KAU AKAN PERNAH IMPIKAN.”

Setelah mengatakan itu lalu Phortoz pergi untuk melakukan migrasi unggas musimannya. Lalu sang petani dan istrinya berpikir, “Pendeta tua tidak pernah bohong, pasti harta ini ada!!!”

Jadi pagi-pagi sekali mereka berdiri di depan pintu rumah mereka, dengan busur dan anak panahnya, dan pasa saat matahari baru saja menunjukkan sinarnya, mereka menembakkan panahnya! Panah itu terbang sangat jauh dan mereka langsung bergegas ke tempat panah itu jatuh!

Dengan semangat '45, '66, '98 mereka lalu menggali lubang yang sangat besar, suami dan istri saling bekerja sama,...... AKAN TETAPI MEREKA... TIDAK MENEMUKAN APA-APA.

Dengan bingung, kesal, sangat kecapaian, mereka masih tidak percaya mereka tidak menemukan apapun. Lalu, sebelum mereka bisa melakukan apa-apa, tiba-tiba ada orang kaya yang berteriak pada mereka. Ia adalah Rafee, seorang saudagar yang sangat kaya dan tajir. Ternyata Nico dan istrinya menggali di tanahnya tanpa ijin.

"Dasar sapi lo orang! Lagi ngapain lo orang di sini hah? Siapa hayo yang rencanain semua ini!?”

Mendengar ini, Flik kontan main tunjuk dengan dengan jari-jarinya yang sudah di manicure kepada suaminya yang malang, “Ini bukan salah gue, ini salahnya. Dasar suami dogol.”

Marah, tapi tanpa daya, Nico berkata, “Bukan salah gw! Ini salah pendeta itu!”
Kemudian ia menceritakan semuanya kepada Rafee. Lalu saudagar tajeer itu berpikir, “Hmm... PENDETA TUA TIDAK PERNAH BOHONG.”

Sehingga si orang kayo itu memberitahu Nico, “Lu orang tau apa sih soal nembakkin panah? Otot lu uda kaya sabut kelapa, kurang gizi kaya gt mana bisa bahkan robek celananya kancutrobek! Sini, biar gw tembakkin panah! Kalo ketemu hartanya, kita bagi pipty-pipty (50-50)!”

Jadi pagi-pagi sekali, mereka berdiri di depan pintu rumah Nico, dengan panah dan busur mereka siap. Dan pada saat fajar menyingsing, Rafee menembakkan panah tersebut! Panah tersebut terbang LEBIH JAUH dan mereka lalu bergegas ke tempat panah itu jatuh!

Dengan semangat PKeI, PReI, PRM, dan TOP mereka lalu menggali. Tentu saja hanya Nico yang menggali karena Flik sedang bercumbur rayu dengan Rafee. Tapi walaupun sudah tergali LUBANG GEDE, KEMBALI MEREKA... TIDAK MENEMUKAN APA-APA!

Sewaktu mereka sedangg ribut soal kegagalan mereka, mendadak datanglah seorang dengan bala tentaranya yang segelar sepapan. Jendral itu adalah Rikwandi! Dan tempat panah itu menancap rupanya adalah peternakan "Sapi"nya Rikwandi! Tempat ia menghasilkan banyak kuda khas magyar dan banteng madura berkualitas!

Tentunya ia sangat marah dengan tiga orang tak dikenal yang menggali di peternakannya.
“GUE BAKALAN INJAK-INJAK, GEBUKIN, SIRAM BENSIN, SATE, LALU MUTILASI LO ORANG kalo gak ada yang bisa jelasin ada apa ini baik-baik!”

Tentu saja, Flik nan ayu bin gemulai binti cantik el horny adalah yang menjawab (suaranya tentu mendayu-dayu), “Ini bukan ideku, ganteng... Si Rafee bego yang lepasin panahnya ngaco!”
“Dasar rubah betina! Tadi elu sun-sun gw... Suer Pak Jendral, ini idenya si Nico!”
Nico hanya bisa menimpakan kesalahan, “Bukan salah gw, huhuhu... gw cuman petani SDTT... mana bisa apa-apa... Ini semua gara-gara si bebek goreng itu!” dan lalu ia menceritakan apa yang sudah terjadi.

Lalu Rikwandi berpikir, “Hmm... PENDETA TUA TIDAK PERNAH BOHONG.”

Rikwandi kemudian mengatakan, “Gimana bisa lo lintah kapitalis sama petani budug komunis macam kalian bisa memanah? Hah?! Lihat gue! Gue juara medali emas Panahan di Beijing! Sini biar gue yang tembakin panahnya! Kalo nemu tuh harta kita bag 33-33-33!” (yang 1 persennya lagi di mana nih? 😁)

Jadi pagi-pagi sekali, mereka berdiri di depan pintu rumah Nico, dengan panah mereka. Dan pada saat matahari menunjukkan sianrnya untuk pertama kalinya, Rikwandi menembakkan panah tersebut dengan hebatnya!

Panah tersebut terbang LEBIH JAUH LAGI dan mereka bergegas ke tempat panah itu jatuh! Dengan semangat, mereka lalu menggali. Tentu saja hanya Nico si Malang Kundang dan Rafee terplonco yang menggali bersama para prajurit...
karena Flik sedang bermesraan di haribaan dada Rikwandi...
tapi biarpun udah gali lubang segede LUBANG BUAYA, KEMBALI MEREKA TIDAK NEMU APA-APA!

Mereka lagi kebingungan, ketika saat itu Aban, sang kaisar, datang dengan kemarahan sedingin es yang ditahan-tahannya setengah edan.

“LO ORANG LAGE NGAPAIN DI LAPANGAN GOLF GUE HAH?? GUE BARU BIKIN TAU LAPANGAN GOLF INI! HASIL SUMBANGAN ORANG INDIAN BAEK!! 3OO G TAUKK! SLOMPRET SEMUA! TANGKAP! TANGKAP SEMUA LALU DEEP-FRY JADI TEMPE GORENG!”

“Tunggu yang mulia, ini bukan ideku! Aku ini benar-benar mencintaimu! Aduhai kumismu, kacamatamu, gagahnya... Masakan aku berani mengecewakan hatimu? Aku milikmu selama-lamanya!!” Flik beraksi kembali dengan peletnya.
“Kau ini...” gerutu Rikwandi, Rafee, dan Nico. Tiba-tiba mereka akan rasa kesetiaan ala kartun Teko Ajaib jaman jebot dulu.

Sampai akhirnya Nico pun kembali menyalahkan Phortoz.
Setelah mendengarkan kisahnya, Aban berpikir, “Hmm... PENDETA TUA TIDAK PERNAH BOHONG”

Jadi ia menangkap mereka semua dan menyuruh ABeRI, dan bahkan orang-orang magyar buat memburu sergap Phortoz. Akhirnya pendeta itu tertangkap di Hungaria saat melanggar zona udara Hungaria, kemudian dia langsung dibawa ke Aban.

“Pendeta, kau sudah membuat banyak masalah! Bagaimanakah cerita tentang hartamu itu?!”
Phortoz melirik ke Aban, Rikwandi, Rafee, Nico, dan Flik si penggoda dan ia mengatakan, “Gue gak boong! Mereka aja yang geblek, gak nurutin instruksi!”

“Jadi lu bilang gw juga bisa dapat?" Aban, yang diam-diam kepengen mendapat duit buat uang e-Talak buat pernikahan keduanya berbinar-binar.

“Benar yang mulia. Tapi ingat, kalo nemu harus dibagi 20-20-20-20-20”
“Kenapa dibagi lima?”
“Buat gue lah. Gue punya dede bayi umur lapan bulan yang harus diurus.” Kata Phortoz dengan tenang.

Jadi, sebelum matahari terbit, di depan rumah jelek Nico, mereka semua berdiri dengan raja memegang panahnya. Saat matahari terbit, sang raja bersiap untuk menembakkan panahnya. Tapi saat ia mau menembak, Phortoz menghentikannya, “Yang mulia, KAU TIDAK MENURUTI INSTRUKSINYA!!!”

Aban bingung, “Bukannya katamu harus berdiri depan rumah?” “ya.” “Kau menyuruhku untuk mengarahkannya ke arah matahari?” “Ya.” “Dan kau menyuruhku untuk menembakkannya?” “TIDAK!” kata Phortoz, “AKU TIDAK PERNAH MENYURUHMU UNTUK MENEMBAK! AKU HANYA MENYURUHMU UNTUK MELEPASKAN PANAHNYA!! SEKARANG LAKUKANLAH SEBELUM AKU SUN FLIK_KENNI MULUT KE MULUT!”

“Eww... oke...” Jadi Aban melepaskan anak panahnya dan, tentu saja, anak panah itu alaminya langsung jatuh di tempat ia berdiri. Di teras rumah flik_kenni.

Mereka lalu menggali lubang di sana dan menemukan harta lebih banyak dari yang mereka pernah bayangkan.

Harta itu bisa membuat Nico sekaya raja, dan sang raja bisa menikah, dan Rafee, memang sudah kaya... dan Flik dapat mendapatkan spa dan lulur sebanyak yang ia mau. (si Rikwandi d mana ya? Well, dia udah banyak sapi... jadi biarin aja chiruu...)

Dan tentu saja, ini semua bebas dari bug dan pajak! Bukan FAKE GOLD pula! Kaga bisa dihack!

Phortoz dengan tenang mengatakan, “Ingat anak-anak, ini tidak hanya berlaku untuk kekayaan material saja, tapi juga KEKAYAAN SPIRITUAL, BATINIAH, KANURAGAN. BERAPA KALI KALIAN SEMUA DALAM HIDUP INI SELALU MENEMBAKKAN PANAH-PANAHMU KE ARAH MATAHARI DAN MENGEJARNYA, MENGGALI DI SANA, BERHARAP ADA KEBAHAGIAAN DI SANA? SESUNGGUHNYA KEBAHAGIAAN DAN KEKAYAAN SEJATI ITU ADA DI SAAT KINI DAN DI SINI JUGA.”




Inilah cerita bagaimana Nico menjadi sangat kaya. Ia menceritakan ini saat menggunting pita pembukaan rumah sakit DEBU-DEBU INTAN MEMORIAL HOSPITAL di Jawa dengan air mata yang menggenang.

"AKU BEBAS! AKU BEBAS DARI ISTRIKU! AKU KAYA!! HIDUP INDONESIA!!"


Lalu, dari mana aku dengar cerita ini?
Well, aku dengar cerita ini dari opaku, Masila bertahun-tahun kemudian. Saat itu kami tinggal di Amerika, dan opaku adalah Vizer Agung seluruh USA di bawah kekaisaran Indonesia. Saat itu aku baru akan dikirim sekolah di DeBrito Jawa. Kisah ini menginspirasi saya buat melakukan segala hal yang terbaik, kini dan di sini juga, demi kebahagiaan, demi kemajuan bangsa dan negara.

HIDUP INDONESIA!!