[Putri Kerudung] Day 2, Afternoon (1210-1211)

Day 1,210, 09:34 Published in Indonesia Indonesia by Irvan Putra


Saatnya voting! Sebelumnya berikut adalah rangkuman hal yang terjadi
- qriepiek dibunuh oleh para serigala
- loco boy dibunuh oleh si sniper, qriepiek
- Yessy Febrina dipilih sebagai kepala desa
- Kandon dituduh oleh tatiaar dan nr70
- ri4ndri dituduh oleh Dhany Pribadi

Setiap orang berhak memilih siapapun, baik orang itu dituduh ataupun tidak. Jika yang dipilih tidak berstatus tertuduh, dia berhak memberikan pembelaan.

Voting dan pembelaan dilakukan dengan cara memberikan komentar di artikel ini. Saya akan menunggu selama Day 1210-1211 waktu eRepublik, jadi Day 1212 saya akan melaporkan siapa yang dihukum mati / tidak ada hukuman mati karena hasil voting seri.

Sekarang tersisa 1 Puteri Kerudung, 1 Priest (belum memakai obat/racunnya), 7 Serigala, dan 1 Cupid, 1 Peramal, 1 Old Sage, dan 12 Rakyat Jelata (salah satu akan menjadi Kepala Desa).

Lanjutan narasi sebelumnya

Hari Kedua, Sore Hari (Day 1210-1211 eRepublik)
Para penumpang telah berkumpul di dek kapal, kecuali qriepiek yang tidak kelihatan dari pagi hari dan loco boy yang memilih mengecek restoran kapal. Sebagaimana navigasi kapal itu secara otomatis, makanan disediakan oleh tangan-tangan mekanis.

“Mohon maaf permainan tadi sempat tertunda karena ada kerusakan di alat komunikasi. Bagi yang belum tahu, Hawaii telah direbut oleh eUSA,” suara monoton itu hening sejenak, “tapi jangan kuatir, saya telah menyelesaikan semua urusan dan kapal pesiar ini akan tetap menuju ke Hawaii.”

“Ok, kembali ke permainan. Tadi pagi loco boy telah memilih Yessy Febrina sebagai Kepala Desa yang baru lalu Dhany Pribadi telah menuduh ri4ndri sedangkan tatiaar dan nr70 telah menuduh Kandon.”

Kandon memberikan pandangan memelas kepada tatiaar eAnaknya. Walau ini sebuah permainan, ternyata ada yang tega menuduh eBapaknya sendiri. Beberapa penumpang menatap nr70 karena dia cukup mencurigakan, karena hanya ikutan tuduhannya tatiaar. Ri4ndri sendiri menatap Dhany Pribadi yang menuduhnya.

“Saatnya voting. Silahkan sebut nama yang kalian pilih untuk dihukum mati,” sebuah mic telah muncul di bawah speaker. “Jika yang terpilih bukan yang dituduh sebelumnya, saya akan mendengarkan pembelaannya. Waktu kalian hingga malam tiba, ketika saya akan mengumumkan siapa yang kalian hukum mati dan bersiap-siap untuk keesokan hari”

“Oh ya, jika hasil voting seri, tidak akan ada yang dihukum mati. Selamat voting! Click” Para penumpang saling memandang satu sama lain dan mic yang berdiri diam di hadapan mereka. Siapakah yang akan voting pertama kali?

Sementara loco boy telah tergeletak di lantai dapur. Sebuah peluru bersarang di badannya, yang sedang ditarik oleh tangan-tangan mekanik ke ruang penyimpanan. Tangan mekanik lainnya menyiram deterjen ke lantai sementara tangan lainnya mengepel lantai, membersihkan darah. Beberapa menit berlalu dan tidak nampak bekas tersisa.

Di saat yang sama, di Pulau Hawaii berasap dan terbakar atas hasil pertempuran yang sengit. Bagaimanapun, terdapat sebuah wilayah yang tidak terjamah oleh perang; walau di sekelilingnya bertumpuk mayat para tentara eUSA yang sepertinya sempat mencoba menerobos masuk. Perkemahan tentara eUSA mengelingi wilayah tersebut dan di dalam sebuah tenda, pimpinan tentara eUSA tampak sedang berpikir keras.

“So what’s your order Sir?” seorang tentara sedang menunggu perintah sang pimpinan setelah melaporkan penyerangan wilayah yang mereka kelilingi gagal total.

Pimpinan tersebut menatap tentara tersebut, “Tell people that we have taken over Hawaii. It seems whoever own this region has no demand, will not surrender, but is not part of their government. We can exclude this region and say we have won Hawaii.”

“Yes sir, order received!”


Ketika tentara tersebut telah keluar dari tenda, sang pimpinan tetap tampak berpikir keras, apa gerangan wilayah yang telah mereka kepung....