cerbung "RAHASIA ANGSA HITAM" bagian 10

Day 1,744, 22:53 Published in Indonesia Indonesia by zbarata

[img][/img]

Setelah sekian lama "istirahat", ane lanjutin nih Cerbung Ane...
selamat menikmati...

[img][/img]

BAGIAN 10

RAHASIA ANGSA HITAM
by Azil Sumabrata aka zbarata

==========================


Sesampainya dipool aku dan Meni segera turun. aku merasa tidak perlu terburu - buru kembali ke apartemen Intan karena toh dia sedang berada di kantor. memang sih aku punya kartu akses ke unitnya tapi kan tidak punya kunci untuk masuk ke unitnya, lagipula rasanya tidak etis. Meni mengucapkan terima kasih dan berlalu menuju gedung kantor Pool. Terdengar teriakan riuh rendah dari anak – anak teknisi dan satpam. Aku melihat mang Dadang tersenyum lebar sambil mengacungkan ibu jarinya.

Aku hanya membalas tersenyum kepada mereka yang meneriaki aku, aku tahu pasti apa yang ada diotak kotor mereka semua. Pasti mereka menyangka aku kencan dengan Meni. Saipul teknisi pool berteriak
“hebat kau Tung, undangan nya kapan?”.
Mang Dadang segera menghampiri aku
“jadian sama Meni Tung? Dia kan sudah punya Tunangan. Jangan main api lah…” nasehatnya
“nggak kok Mang, tadi kan bareng dari kantor Pusat, kasihan kalau dia pulang sendiri pakai bis..” aku memberikan penjelasan.
Mang Dadang mengangguk – anggukan kepalanya tanda dia mengerti.
“masih mau narik Tung?” Tanya mang Dadang,
“sebenarnya sih sudah males mang, tapi masih ada urusan, jadi masih butuh roda nih” jawabku.
“ya sudah, pakai saja motor mamang, toh juga nggak penah dipakai”
kaget aku mendengar mang Dadang punya motor.
Bukan apa – apa soalnya aku tidak pernah melihat wujud motor tersebut dan juga tidak pernah melihat mang Dadang mengendarainya. Rupanya mang Dadang membaca pikiran ku
“hadiah tahun baru dari bos, itu juga datang tengah malam, takut nyonya besar tahu katanya…”
ujar mang Dadang sambil tersenyum.
“ayo kita ambil motornya, mamang simpan di gudang”
ajaknya kepada ku sambil melangkah ke Gudang yang terletak di Belakang Pool.

Didalam gudang Mang Dadang mendekati sebuah gundukan yang ditutupi terpal. Kemudian dia membuka tutup terpal itu dan voala… sebuah Honda Mega Pro Gres muncul dari balik terpal.
“Tung, kamu bisa naik motor kan, punya sim C nggak?”
Tanya mang Dadang sambil melihatku yang ternganga melihat motor sebagus itu hanya dikandangin saja.
“oh.. bisa.. bisa Mang. Pasti dong aku punya SIM C mang, kan aku pernah ngOjek di Kampung Melayu dulu”
jawab ku sambil terkenang awal – awal aku kena PHK.

Aku melihat – lihat kondisi motor tersebut, benar – benar masih baru, aku bergumam. Mang Dadang memperhatikan ku sambil tersenyum. Tiba – tiba Hand Phone ku berbunyi memanggil, aku melihat nomor Intan yang memanggil. Segera aku angkat
“halo Mbak, sudah di rumah?” tanyaku
“Zuki, t..too..loo..ng jem.. put …saya di kan... tor, cee..pat.. ya…?!”
terdengar suara Intan bergetar. Sepertinya ada sesuatu yang membuat Intan takut pikirku
“tenang mbak, saya segera kesana…!” jawabku segera

“cccepa..at ya.. Zuk…, sssa..ya….”

terdengar Intan mulai menangis dan akhirnya hubungan telepon terputus. Segera aku meminta izin ke Mang Dadang untuk bisa meminjam motornya. Mang Dadang langsung melempar kunci motornya kepada ku sambil menunjuk ke Rak di sisi kanan motor. Aku melihat ada 2 buah helm full face dan 2 buah jaket serta sebuah ransel. Aku mengambil semuanya, satu aku pakai dan yang lainnya aku simpan dalam ransel yang segera aku kenakan. Hampir dibilang aku melompat ke atas motor dan menyalakannya, aku memberi tanda ke Mang Dadang bahwa aku segera pergi. Tanpa menunggu jawaban, aku segera memacu motor keluar. Dari kaca spion, sekilas aku melihat Mang Dadang melambaikan tangannya sambil berteriak
“Hati – hati Tung !!”.
secepat kilat aku meluncur kearah kantor Intan.

Setelah melewati pemeriksaan di 2 tempat, saat memasuki tempat parkir dan di Lobby, aku segera naik lift menuju kantor Intan di lantai 15. Sesampainya di sana aku segera bertanya kepada 2 orang gadis cantik yang duduk di meja resepsionis.
“Maaf, bisa ketemu ibu Intan?” tanyaku,
terus terang aku bingung senyum mereka sepertinya berubah, lebih seperti menggoda dibandingkan senyum biasa seorang resepsionis ketika aku menyebut nama Intan.
“dari siapa pak?” Tanya si rambut panjang
“bilang saja, Marzuki mbak” senyum mereka tambah merembak.
“ditunggu ya pak…” aku segera menuju sofa di ruang resepsionis.
Sekilas aku melihat mereka saling berbisik dan tertawa cekikikan sambil melihat ku. Aku sedikit GR, memang sih aku aku tidak ganteng – ganteng amat tapi juga tidak jelek, Dan dengan tinggi badan sekitar 175 cm dan badan yang cukup berisi dan tegap (bagaimanapun juga aku kan sering olah raga dan melatih silat) cukup layak dan tidak malu – maluin lah untuk jadi teman jalan di Mall (sayang kerjaannya hanya supir taxi he..he..he..).
Si rambut panjang terlihat mengangkat telepon dan berbicara. Setelah dia menutup telepon si rambut panjang memanggil ku
“pak Marzuki, silahkan langsung ke ruangan Miss Intan.”
“terima kasih mbak”. Jawabku sambil melangkah menuju kedalam.
Di depan pintu aku berhenti dan berbalik kearah mereka
“maaf mbak, ruangannya di sebelah mana ya…?” tanyaku polos.
Si rambut pendek segera menjawab pertanyaan ku
“dari pintu bapak belok kiri, ruangan Miss Intan ada di pojok kanan” jelasnya.

“Oh, terima kasih” jawab ku singkat.
Belum sempat aku membalikkan badan si rambut panjang bersuara
“Maaf pak, tadi Bapak yang kirim bunga ke Bu Intan nya?”
terus terang aku bingung maksud pertanyaannya, tapi dari pada tidak sopan aku hanya tersenyum saja dan segera masuk ke dalam ruangan besar itu (kantor itu bisa dibilang menggunakan seluruh lantai 15). Sekilas aku mendengar tertawa cekikikan mereka tambah ramai.

BERSAMBUNG KE BAG 11

==========================================================================

PEDULI AMAT DENGAN POLITIK
TANPA MELIHAT PERBEDAAN
HANYA SATU TUJUAN...
...............................
BERJUANG BERSAMA
MENUJU KEJAYAAN NUSANTARA...!!!

zbarata
http://www.erepublik.com/en/citizen/profile/6226402