[Real Politik Dualisme Jabatan dan Partisanisme]Mekanika Kabinet

Day 930, 20:49 Published in Indonesia Indonesia by Wonder Forward
Puasa batal dah. FP gw juga 3.5, siap2 perma ban gw lol.

Saya cuma kepingin menyoroti fenomena dobel jabatan di negeri ini.
Saya dulu pun seorang yang gak cuman dobel jabatan, melainkan pernah single, dobel, tripel, bahkan TETRIS jabatan.

Penjelasan saya akan fenomena ini sangat simpel.
Kenapa seseorang bisa jadi kongres?
Karena partainya mau mencalonkan dan mendukungnya secara resmi.

Kenapa partainya mau mencalonkannya? Karena ia seorang yang aktif.
Kata aktif ini saja sudah langka dalam kebudayaan kita. 18000 penduduk, ircnya cuman hadir kurang dari 100-200 orang.

Jelas partai lebih memilih nyalonin orang yg aktif dan mau vokal. Orang yang diem aja udah gak ketahuan potensinya, apalagi kemampuannya. Udah wajar juga orang yg aktif adalah orang yang menonjol. Contohnya si Nikitooo dan Tomzzz ini. Aktif luar biasa itu.

Balik ke yang tadi. Setelah anggota cong tadi terpilih ada yg aktif dan ada yg cuman kejer medal saja. Itu adalah saringan kedua. Belum lagi kalo dia sering datang rapat apa nggak. Saringan ketiga.

Dan malangnya dia terpilih tanggal 25. Sebelum pemilu presiden.

Presiden seharusnya udah mulai hunting sebelum tanggal 23-24 kalo mau ngambil menteri dari kongres, yang notabene adalah preferred, sebab kongres ini yang aktif dan vokal.

Tapi seorang capres mana yg berani meyakinkan si cakong bahwa dia bakal terpilih?
Jelas kalo gw jadi si cakong, gw bakal tetep nyalonin jadi kongres. Apalagi atas perintah Partai.

Maka susahlah presiden mencari jabatan menteri.
Di negara ini, ada prinsip bahwa, selalu berikan kesempatan kepada yang baru.
Yang udah lama-lama jelas lelah menjabat. Kalo aja ada wadah ama kesempatan sharing ilmu dan lengser, sudah lama mereka hendak melakukannya.

Sekarang ada solusi bahwa si kongres tinggal resign aja.
Namun partai ato orangnya pasti gak rela, terutama jika ada kepentingan nasional yg harus divote.
Kesimpulannya, semua saling enggan.
Kondisi ini tak pernah terjadi zaman dahulu, dan heran bahwa ada yg mempertanyakan dualisme ini terlebih ketika tidak dipertanyakan sejak zaman dahulu, dan belum ada di peraturan.

Sekarang ada solusi lain: ambil aja dari rakyat presiden yg bukan cong. Gampang kan?
Namun respon masyarakat terhadap kepresidenan selalu sifatnya pasif. Mereka jarang yg mengajukan diri menjadi menteri dan konsekuen melaksanakannya,
sebab mereka segan dan takut gak kenal dll.

Yang paling parah adalah: kalo udah mulai memperhatikan kepentingan partai masing-masing.
Itu dosa paling nista. Menteri atau kabinet harusnya netral dan mendahulukan eIndonesia.
Kisah oposisi itu jelas kisah tomat ama telor busuk.
Dari katanya aja OPOSISI itu udah niatnya NENTANG.

Dirancang emang udah mau nentang. Gak mau bantu.
Kalo emang bener oposisi, masuklah ke dalam kabinet juga. Anda bisa oposisi lebih pakem dan fasih, sekaligus memberi kesempatan mencegah terjadinya kebijakan yg TIDAK anda inginkan.

Lalu menyoroti kepentingan nasional yg dikorbankan karena kepentingan politik (saya mau gak mau mencela bahwa sejak kapan ini bukan bangsa eIndonesia lagi? Selain bangsa partai masing2?) salah satunya adalah Babyboom.

Gerakan ini dikorbankan karena berbagai alasan: tidak siap lah, siapa rawat lah, apa lah.
Nah, problemnya adalah: kalo semua enggan siapa yg mau bergerak?
Kalo yg bergerak duluan dicap gerakan partai ini inu, gimana yg lain mau turut?
Sudah saatnya semuanya keluarin ide sama2 buat babyboom ini!

Di saat seperti ini, saya mengajak semua orang buat mikir secara ultranasionalis.
Australia udah nyaris digenggam, Thailand udah dalam cengkraman.
Kita harus berpikir bagaimana kita maju bersama, bukan nama saja yg kita pikirkan!

Saya pikir,
bangsa kita punya nama baik dan kehormatan.
Cuman paling menjijikkan kalo kandas di tangan partisanship.
Dan saya tahu artikel ini pun dicela munafik dan segala macam.

Tapi saya tahu bahwa dahulu, saat indonesia maju, iklimnya bukan partisanship.
iklimnya adalah Indonesiaship! Bahtera Indonesia ini mo dikemanain?
Bukan partai gw strateginya mo ngapain?

Kalo kalian mau jadi menteri tanpa rasa bersalah, resign lah kongres.
Kalo kalian aktif dan mau bantu pemerintahan, ayo jadilah menteri.
Tapi kalau hanya karena liat label partai dan pemimpinnya kalian gak mau jadi menteri, maka sama aja kalian menyia-nyiakan bakat kalian hanya karena kepentingan partai ato diri semata.

Saya tantang warga eIndonesia yang mau jadi menteri dan aktif dalam pemerintahan.
Terutama anda, andreas sosilo. Jangan kabur. Juga ebiniku.

Bah. Intinya saja sudah menjelaskan kenapa dualisme itu wajar terjadi (ayam ama telor, ya duluan ayam. kalo telor ama ayam ya duluan telor.)

Kalau dualisme ini kelak diharamkan, saya berpikir bahwa kita perlu sekali bikin babyboom besar2an biar banyak kader, dan berpikir gimana menyingkirkan pandangan sempit ini dulu.

Jadi bukan UU yg dibikin tapi juga gimana mengakomodir dead lock ini.
Hari Sabat ada buat manusia bukan manusia buat Hari Sabat.

dan pada intinya, saya bersyukur masih ada kesatuan bangsa dalam mendukung rapat malam ini jam delapan di #erepindo-talk.