[Kisah Arya Gunawan] Morning WAR

Day 945, 13:04 Published in Indonesia Indonesia by Ardyaa

Setelah berbulan-bulan penulis tidak menuliskan kisah singkat mengenai kisah Arya gUnawan, kali ini penulis kembali menuliskan kisah Aya Gunawan. Sedikit flash back ke belakang, kisah ini berlatarkan Arya Gunawan di hari pertama bekerja tempat kerjanya. Dan untuk teman-teman yang belum tahu siapa Arya Gunawan, dialah salah seorang sahabat penulis yang sempat menjadi Presiden di eIndoensia (DD1AL), namun nasibnya kurang baik sehingga harus terkena suntik euthanasia dadi admin. Buat yang belum pernah baca kisah sebelumnya bisa dibaca di link bawah ini, semoga bisa turut menghibur dan memberikan makna dalam ekehidupan di eIndonesia.

Kisah Arya Gunawan #1 : Aku Juga Bisa
Kisah Arya Gunawan #2 : Permen Somp3l
Kisah Arya Gunawan #3 : Sesuatu
Kisah Arya Gunawan #4 : POIN
Kisah Arya Gunawan #5 : Belajar keramas Sendiri



Arya Gunawan, adalah seorang pengajar di sebuah sekolah musik kecil di kota yang juga kecil. Sehari-hari dia selalu dikelilingi oleh murid-muridnya yang kecil. Bersama mereka dan teman-temannya Arya banyak belajar pentingnya “bercermin” dan “memahami”.

======================================== =============================

Jeritan riang menyambut Arya Gunawan di kelas. Kucoba tersenyum walaupun ingin menutup telinga. Wajah-wajah mungil itu tersenyum antusias.

“Mari menyanyi!” ajak Arya riang. Suara nyaring dan tepukan terdengar.

Lucunya!

Lalu wajah antusias itu mulai bosan, sibuk bermain dan berbicara sendiri.

Sabar, saatnya memperkeras suara.

Anak-anak menggila. Seseorang menjerit dan menangis. Beberapa berkejaran, bahkan naik meja.

(Sial!)

Arya mencoba untuk menangkan mereka. Seseorang mencoba menubrukku sambil tertawa.

(Ini keterlaluan!)

Dua anak menghambur ke pintu dan memanjat jendela. Membuat bocah-bocah itu tertib benar-benar menguras tenaga.

(Besok aku berhenti!)

Seorang gadis cilik menyentuh lengan Arya ketika pelajaran usai.

“Kakak, besok datang lagi, ya?”

Arya tertegun memandangnya.

(Ya, besok aku pasti kembali.)