[CERBUNG-PKeI] Di Sudut Keramaian Pasar Itu

Day 2,945, 01:47 Published in Indonesia Indonesia by ChaosKoenings

Yahhhh dari pada nganggur,,

lebih baik WNT sambil bikin2 artikel ga jelas,,

bagi yang menikmati silahkan,, tidak ada unsur menyindir siapapun,,
bagi yang merasa tersindir silahkan instropeksi diri,,
saya cuman nulis aja sebuah cerita dari suatu negeri bernama e-INDONESIA

Cerita sebelum nya :
1. Link Cerbung PKeI
2. [CERBUNG-PKeI] Ku khianati satuanku demi PKeI - Zatsuma
3. [CERBUNG-PKeI] Monolog Mata Pedang - Fitzgerald.13



dan mari kita mulai cerita ini - Selamat Membaca -



SUDUT KERAMAIAN PASAR RAKYAT

Aku yang baru dilahirkan ke eDunia ini belum tau apa tentang eDunia ini. Setiap perang yang kuikuti dengan badan kurus ini hanya berakhir menjadi sebuah kekalahan.. terkadang aku pun bertanya, “apakah hidupku bukan dijalur peperangan?
Apakah aku di eLahirkan hanya untuk membabu, menjadi budak para konglomerat pengusaha di eDunia?
Atau aku ada hanya untuk menjadi tiada (pensiun dini)?”

Sambil berjalan tak menentu dan tanpa arah, kuikuti kemana kakiku melangkah, beberapa kali aku antri bersama serdadu lain untuk mencari sesuap Nasi dan Pisau untuk menikam musuh, tapi pengusaha congkak itu berkata, “kalian yang berotot kecil, lebih baik membabu sana,, tak usah kau turun di medan perang,, (otot kalian tak berguna, seperti cacing melawan ular),, teriakan kalian tak berguna dimedan perang,, (teriakan otot 100 di banding otot 100k mana lebih nyaring),, lebih baik kalian membabu sekalian mengemis pada eNegara,, lalu jual hasil mengemis kalian di pasar ini,, akan aku beli dengan harga sewajarnya (di bawah harga pasar),, ayo mengemislah

ANJINGGGGG,, bila bisa kutikam kau dengan pisau ini, dari dulu kau sudah pensiun” kataku dalam hati. Kembali aku mengantri sambil mengucap sumpah serapah dengan otot ku yang tersisa. Ternyata aku menyadari, dalam kegiatan ekonomi di eNegara ini pun aku kembali hanya menjadi sampah, hanya menjadi babu dan budak dari para “DEWA PERANG” demi memuaskan hasrat berperang mereka. Menjadi budak di perusahaan persenjataan mereka, sedang aku meminta dan mengemis pada eNegara untuk barang yang aku buat di perusahaan mereka. “KEPARAT,,” batinku sekali lagi.

SUDUT SEBALIKNYA

Beberapa bulan berlalu sejak peristiwa itu,, aku terus bekerja dengan upah seadanya,, sambil mengasah diri untuk pekerjaan berat guna memperbesar otot ini. Tapi semakin keras aku berupaya,, mereka semakin besar sedangkan aku semakin terpuruk disini. Uang yang ku dapat ku hamburkan untuk membeli arak di kedai sebelah, hanya agar suaraku parau ku semakin lantang, tapi terbungkam oleh Koran2 Besar penipu di headline eNegara.
Suatu malam aku mendengar sayup2 suara tawa,, di iringi dengan dentingan besi memukul besi.
“(Tring) hahahah,, bodoh mereka itu,, bisa bisanya termakan isu itu (Trang)” kata seseorang
“(Klontang) ya,, mereka yang selalu terlena dengan kekuasaan mana mau (Cessssss) menyadari kalau gerakan kita ini sudah besar (Tring)” kata temannya
“(Trang) bagaimana selanjutnya” kata seorang wanita
“(Klontang) sttttt.. hati2 berbicara,, jangan di pabrik,, kita pindah tempat,, hari mulai pagi,, pasar mulai ramai” kata orang pertama
“baiklah,, kita lanjutkan obralan ini besok,, sekarang waktunya membangunkan kamerad kita untuk bekerja” kata temannya

Sambil menguap aku berusaha mencerna apa yang mereka katakan, apa mereka sedang berusaha mengadakan pemberontakan kepada eNegara seperti yang dibilang para “DEWA PERANG” bahwa
dulu pernah ada komplotan bandit yang berusaha mengkudeta negeri ini,, tapi nasib mereka sudah selesai” begitu ia bicara.

Setelah jiwaku kembali bersama badanku,, aku berusaha menyadari,, dimana kini aku berada,, rasanya aku tadi malam minum2 kemudian tidur disalah satu kios di pasar. Sambil mengamati keadaan,, aku menyadari di tempat ini suasana nya berbeda,, ornamenya berwarna kemerahan,, dinding yang ku sandari ini pun berwarna oren kemerahan. Aku terlusuri sepanjang dinding ini,, berharap menemukan sesuatu dari pendengaranku tadi,, Lalu tibalah aku di gerbang itu,, gerbang dimana menjadi awal mula semua ehidupku,, gerbang besi yang menjulur tinggi dengan ujungnya yang runcing tapi tidak menakutkan, malahan melindungi orang didalamnya menurutku. Kuamati kembali gerbang itu,, digembok,, tapi gambar apa yang ada pada gemboknya? Sebuah logo “perisai dan palu arit”?? lalu lamunan ku terbuyarkan,

“Mau apa kau disini?? Penyusup???” kata orang bersuara parau
“tenang kamerad kita tanya dulu dia baik2,, hai kawan,, apa yang kau cari disini” kata perempuan itu,,
ah iya aku ingat suara perempuan ini yang aku dengar tadi pagi….



SUDUT GEDUNG MERAH

AH,,,, memori itu datang kembali,, saat dimana aku sedang kebingungan mencari arah eHidupku,, kembali aku kerjakan neraca keuangan yayasan sebelum Fitz kembali dengan celotehannya,, “sudah kau kirim laba itu” dan selalu kujawab “masih terlalu kecil untuk ku kirim, tunggu 2-3 hari lagi”. Ku hitung lagi dimana kesalahan ku kemarin,, kenapa pendapatan ini selalu menurun,, hingga akhirnya aku mendengar pintu terbanting,, dan orang berteriak “ADA PENYUSUP DIANTARA KITA!!!!”. Siapa yang lancang berteriak di gedung ini,, sambil membereskan kertas kerja ku,, aku menyumpah serapah “masih pagi buta,, dan kopi ini masih hangat,, ada yang berteriak2 tak menentu,, penyusup lagi,, kebohongan macam apa pagi buta begini,, biar kulihat siapa itu”. Cepat cepat aku keluar dari ruangan,, lalu aku dengar lagi,, “KALIAN TELAH DISUSUPI”,,, ah rekan Trydo?? (sambil aku kaget bercampur bingung) Berita apa yang kau bawa dari ujung dunia sana???

Bersambung…..


ChaosKoenings