[ABeRI Series Part-1] Tentara Butuh Panglima, Bukan Menteri !!

Day 490, 05:29 Published in Indonesia Indonesia by El _Comandante

Soran Kenthir hadir kembali dengan headline sekitar pemikiran dan ide redaksi mengenai pembenahan dan perbaikan di tubuh ABeRI kita tercinta. Artikel ini terinspirasi dan sekaligus dimaksudkan sebagai pelengkap dari artikel yang terbitan Soeharto Jr yang dapat anda baca selengkapnya disini. Sebelumnya saya sampaikan bahwa artikel ini akan dibagi dalam 2 bagian agar lebih mudah dibaca dan dicerna. Dua seri artikel tersebut akan saya publish sekaligus pada hari yang sama. Saya sadar bahwa hal ini akan mengurangi slot berita yang lain. Namun dengan pertimbangan agar tidak terjadi miss interpretation, dengan sangat terpaksa saya lakukan hal tersebut. Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini.

MENHAN BUKAN PANGLIMA ABeRI
Tugas Menteri Pertahanan pada dasarnya adalah menjalankan tugas pemerintahan yang terkait dengan fungsi strategis politis pertahanan dan keamanan eIndonesia. Dengan demikian jelas terlihat bahwa tugas Menhan adalah menerjemahkan kebijakan politik Dalam Negeri dan Luar Negeri dalam hal pertahanan dan keamanan.

Ranah politik sangat kental di sini. Jabatan Menhan adalah JABATAN POLITIK. Dia yang mengatur bagaimana kerjasama militer antara eIndonesia dengan negara-negara sahabat dalam PEACE. Dia pula yang menetapkan kemana tujuan perang eIndonesia selanjutnya. Dia yang harus membuat persiapan-persiapan menyeluruh (dari segi politis) agar tujuan serangan ini tercapai. Misalnya, membuat perjanjian (MPP) dengan negara lain agar membantu strategi perang kita (seperti kasus eHungaria yang mengganggu persiapan eRomania sebelum serangan besar-besaran kita ke WSR di leg pertama dahulu).

Menhan pula yang membuat analisa kapan kita harus offensif dan kapan harus defensif. Apakah sekarang waktu yang tepat untuk offensif atau tidak. Mana region yang boleh kita lepas sebagai bagian dari strategi, mana yang harus dijaga. Apakah kita harus melibatkan aliansi atau bisa sendiri. Siapa yang akan kita ajak dalam aliansi, siapa yang tidak. Dan permasalahan-permasalahan lain yang sifatnya berada dalam ranah strategis politis.

Dan posisi Menteri Pertahanan, karena fungsi dan tugas jabatannya sepertinya banyak sekali irisannya dengan Menteri Luar Negeri, maka dua posisi tersebut mungkin akan lebih efektif dan efisien jika digabungkan menjadi Menteri Pertahanan/Luar Negeri. Dan bagaimana dengan komando di tubuh ABeRI? Serahkan pada Panglima ABeRI.

PANGLIMA ABeRI : THE SUPREME COMANDER OF THE E-INDONESIA NATIONAL DEFENCE
Tugas Panglima ABeRI pada dasarnya adalah MEMIMPIN DAN MENJALANKAN ORGANISASI ANGKATAN PERANG. Dia yang bertanggungjawab terhadap seluruh proses organisasi di dalam tubuh ABeRI. Dia juga bertugas sebagai PEMIMPIN TERTINGGI DALAM SETIAP OPERASI DAN PENUGASAN ABeRI. Dengan demikian jelas terlihat bahwa tugas Panglima ABeRI adalah menerjemahkan kebijakan STRATEGIS TAKTIS dalam ranah pertahanan dan keamanan sebagai tindak lanjut kebijakan STRATEGIS POLITIS yang sudah diputuskan Menhan.

Ranah profesional kemiliteran sangat kental di sini. Jabatan Panglima ABeRI adalah JABATAN KARIER KEMILITERAN. Panglima ABeRI yang membuat analisa dan memutuskan apa strategi militer yang akan diterapkan dalam sebuah operasi. Dia menunjuk siapa yang bertugas sebagai Komandan Logistik / Medis, siapa Jenderal Lapangan, siapa Komandan Artileri Berat, siapa Komandan Infanteri Menengah, siapa Komandan Infanteri Ringan, dan seterusnya. Dengan demikian, Panglima ABeRI adalah pucuk pimpinan tertinggi dalam sebuah operasi militer.

Panglima ABeRI juga PEMIMPIN TERTINGGI DALAM STRUKTUR ORGANISASI ABeRI. Dia bertanggungjawab menjalankan roda organisasi sehari-hari ABeRI. Dari proses regenerasi, path karier, sampai menentukan jalur komando dan jalur komunikasi. Elemen-elemen pembentuk ABeRI adalah Divisi yang terdiri atas Batalyon-batalyon. Kemudian Batalyon terdiri atas Kompi-kompi. Dalam kasus kita di eIndonesia, saat ini mungkin sampai di level Kompi sudah mencukupi. Namun ketika jumlah anggota ABeRI semakin banyak, tidak menutup kemungkinan akan dikembangkan lagi sampai level Peleton atau Regu.

Dari paparan di atas, karena sifat tugas Panglima ABeRI bukanlah jabatan politis, maka sebaiknya jabatan Panglima ABeRI diemban untuk masa jabatan yang panjang (tidak tergantung kepada pergantian Presiden dan kabinetnya yang sifatnya bulanan). Saya usulkan jabatan Panglima ABeRI ini diperlakukan sama seperti jabatan Gubernur di National Bank of eIndonesia (NBI).

Dalam satu kalimat yang stright to the point dapat dikatakan bahwa : Tentara Butuh Panglima, Bukan Menteri.

Dari uraian di atas, saya melihat bahwa bentuk organisasi ABeRI sekarang belum tepat. Pengelompokan Divisi berdasarkan STR saya rasa masih kurang tepat. Ada baiknya Divisi terdiri atas prajurit-prajurit dengan sebaran rank dan STR yang merata. Jadi dalam satu Divisi, akan terdapat beberapa FM, sejumlah Jenderal, sekian Kolonel, sekian banyak Kapten, Letnan, Sersan dan seterusnya.

Di dalam Divisi ini akan terdiri atas beberapa Batalyon. Untuk saat ini, mungkin di Batalyon inilah baru kita bisa menerapkan pengelompokan berdasarkan STR. Sebagai contoh saya ambil Divisi Capung. Divisi Capung dipimpin seorang FM. Divisi Capung ini terdiri atas 1 Batalyon Tank yang dipimpin oleh seorang FM atau Jenderal Senior dengan anggota prajurit STR 11 ke atas. Kemudian misalnya 2 Batalyon Panser yang masing-masing dipimpin seorang Jenderal atau Kolonel Senior dengan anggota prajurit STR 9-11. Di samping itu ada pula misalnya 3 Batalyon Para-Infanteri yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kolonel atau Kapten Senior dengan anggota prajurit STR 7-9. Dan misalnya ada 4 Batalyon Infanteri yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kapten atau Letnan Senior dengan anggota prajurit STR 5-7. Kemudian ditambahkan pula 2 Detasemen fungsional, yaitu Detasemen Logistik dan Detasemen Paramedik (KOMA) yang kepemimpinan dan keanggotaannya tidak harus berdasarkan STR atau rank.

3 DIVISI TEMPUR, 1 DIVISI TARUNA
Usulan saya untuk uraian di atas adalah :
1. Dibentuk 3 Divisi Tempur di eIndonesia. Untuk saat ini Divisi Elite, Divisi Dalang, dan Divisi Capung bisa dijadikan sebagai cikal bakal.
2. Kocok ulang keanggotaan di divisi-divisi tersebut. Masing-masing divisi harus memiliki sejumlah FM, Jenderal, Kolonel, dan seterusnya.
3. STR terendah untuk masuk ke dalam divisi tempur adalah 5. Ini dimaksudkan agar setiap divisi memiliki standar minimal kekuatan. Di samping itu juga memastikan bahwa divisi benar-benar diisi oleh prajurit-prajurit yang sudah siap ditugaskan.
4. Dibentuk 1 Divisi Taruna yang difungsikan sebagai pencetak prajurit-prajurit siap pakai. Ini menjadi semacam MATRIKULATOR atau TPB (Tingkat Pertama Bersama). Divisi ini adalah divisi untuk para prajurit nubie. Perlu diperhatikan bahwa maksud nubie di sini bukan mengacu kepada nubie di eRepublik, namun nubie di kemiliteran. Karena pada kenyataannya, banyak terdapat player lama tapi belum pernah bergabung resmi dengan organisasi ABeRI. Sebagai cikal bakal, Divisi Baja bisa diberikan fungsi tersebut.
5. Divisi TPB ini dipimpin oleh seorang Jenderal. Terdiri atas beberapa Batalyon yang dipimpin oleh seorang Kolonel atau Kapten.
6. Fokus dari divisi ini adalah mencetak prajurit-prajurit yang siap bertugas di 3 Divisi besar di atasnya. Parameter siap di sini adalah, mengerti bagaimana teknik berperang yang efektif dan efisien serta mengerti bagaimana berperang dengan menggunakan dan memaksimalkan jalur komando.

Pada seri kedua artikel, lebih lanjut akan dibahas mengenai bentuk organisasi tempur ABeRI, rantai serta jalur logistik. Penulis merasa masih banyak hal-hal yang perlu ditambahkan dalam artikel dan pembahasan ini. Untuk itu, masukan dari Anda sangat diharapkan. Baik dalam bentuk komentar-komentar maupun dalam bentuk Counter Artikel.


Regard,
eL_Comandante