Restorasi Ekonomi
maling
Sepertinya serasa de javu ketika saya mencoba menulis artikel dengan judul yang sama dengan artikel lama yang pernah saya tulis 4 bulan yang lalu yakni artikel berjudul "Restorasi Ekonomi".
Masih teringat waktu itu, harga juga turun banget seperti sekarang, akhirnya, dengan sangat terpaksa, memecat pegawai. Bahkan yang waktu itu bikin sedih banget, ada pegawai yang diajari mulai dari nol terpaksa dipecat juga, gara nggak bisa menggaji pegawai. Padahal formasi pekerja saat itu cukup lumayan, meski tanpa nyapi. Sewa 5 sapi gaji setara food, trus char kerja rodi, en 4 pegawai ambil di job market. Mungkin karena belum tahu teknik panen, sehingga, ketika harga turun drastis, terpaksa company di "Freeze".
Sepertinya cukup curhatnya, kita masuk ke bagian pentingnya:
"Mengapa harga-harga barang menurun tajam?"
Jawabannya simple: "Faktor Supply and Demand"
Teori ekonomi paling simple.
Supply naik (barang berlimpah), harga turun, Supply turun (barang langka), harga naik.
Demand naik (permintaan/kebutuhan meningkat), harga naik, Demand turun (permintaan/kebutuhan menurun), harga turun.
Mari kita lihat dengan yang terjadi di eI saat ini.
1. Faktor War.
Dengan tidak adanya war + Bug tombol RW ilang, maka demand akan weapon menurun, sehingga, bisa dikatakan supply weapon makin berlimpah dan demand juga hampir mendekati nol. Sehingga sangat wajar, dengan adanya sistem pasar bebas, company ingin weapon mereka laku agar bisa membayar gaji pegawai, mereka berlomba-lomba memasang weapon dengan harga murah agar weapon laku.
Kalaupun Bug RW sudah teratasi, tanpa direct war, atau hanya dengan training war (open RW), demand akan weapon tidak semerta-merta akan naik tajam, karena training war lebih sebagai recovery wellness, tidak jarang juga yang silat ketika training war (HIDUP IPSeI!!!!).
Yang mungkin menjadi pertanyaan adalah, apakah direct war akan selalu menjadi solusi utama untuk menaikan demand? Memang fakta yang ada, eI hampir selalu berpartisipasi dalam perang-perang yang terjadi di erepublik, akan tetapi ketergantungan akan direct war sebagai upaya menaikkan demand, menurut saya pribadi kurang bijak, karena pasti ada suatu masa, seperti yang terjadi saat ini, dimana tidak ada direct war yang terjadi, kelesuan ekonomi langsung merebak.
2. Faktor Jumlah penduduk dan Jumlah Company.
Seperti yang kita ketahui, bahwa jumlah penduduk eI sekarang sudah di posisi 8 dengan total jumlah penduduk sebanyak 11324 penduduk pada bulan ini, padahal penduduk eI pernah nembus angka 16 ribu, artinya ada penurunan yang cukup signifikan pada jumlah penduduk, yang otomatis, akan menurunkan demand, karena jumlah pembeli menurun, padahal, fakta yang sangat mengagetkan juga (selain menurunnya jumlah penduduk), adalah jumlah company di eI menduduki peringkat 1 dengan company sebanyak 2961 company.
Dari fakta jumlah penduduk dan jumlah company tersebut, dapat kita lihat bahwa, demand turun (menurunnya jumlah penduduk dan faktor war), supply berlimpah (company bejibun), hasilnya adalah harga barang turun.
Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah:
"Opsi apa yang bisa dilakukan saat ini?"
Kebetulan posisi penulis saat ini adalah sebagai pekerja, bukan sebagai pengusaha. Sehingga, apabila dilihat dari sisi pekerja, ketika gaji tetap dan harga-harga turun, ini adalah kondisi yang sangat-sangat menyenangkan. Akan tetapi kita nggak hidup sendirian, sangat tidak fair apabila para pengusaha harus berpikir keras dan kadang-kadang sampai stress sendiri mikirin company yang gak ada untung, boro-boro untung, mo nyari IDR buat nggaji pekerja aja susah. 😛
Sehingga akan lebih baik bila ada sebuah win-win solution dari permasalahan ini.
Kembali ke Opsi yang bisa dilakukan.
1. Buat pengusaha yang mulai stress, mari gabung dengan kita-kita para pekerja. Bekerja giat tiap hari tanpa harus stress mikirin IDR. 30 Hari kerja berturut-turut dapat 5 G. Makan pake food Q1, trus kalo ada training war kita Silat bareng-bareng (HIDUP IPSeI!!!!). Dan kita nikmati murahnya barang-barang yang ada 🙂
2. Ranah Ekonomi \o/
Di artikel diatas sudah saya tuliskan panjang lebar. Dan sepertinya hanya 2-3 orang saja yang bisa menikmati angka-angka yang tertulis di artikel tersebut. Sisanya saya yakin hanya "being polite" dengan menulis comment memberi support, padahal saya yakin dalam hati mereka pasti sumpek melihat angka yang bejibun itu. Wkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkkwkwkwkwkwkwwkwkwk wkwkkwkwkwkwkw - just kidding 🙂
-.
Tapi intinya begini, saya akan coba jelaskan dengan lebih simple lagi.
"Menurunkan IDR, akan menaikkan demand."
Contoh:
Misal, saya Bule dari Australia punya 1 G dan ingin beli weapon Q1 murah.
Maka saya coba bandingkan harga weapon Q1 di pasar internasional. Dengan ereptools.net, dapat kita ketahui harga weapon di Swiss saat ini paling murah.
Harga weapon di swiss adalah 6.908 CHF atau setara 0.09 G.
Harga weapon Q1 di eI saat ini seharga 3.78 IDR atau setara 0.114 G.
Di Swiss, 1 CHF = 0.014 G artinya dengan satu G saya bisa dapet 71.428 CHF
Ini artinya kalo CHF tersebut saya belikan weapon Q1 semua, saya akan dapat 10.33 weapon Q1.
Bagaimana kalo saya lihat ke market indo,
Di eI, 1 IDR = 0.03 G artinya dengan satu G saya bisa dapet 33.33 IDR
Ini artinya kalo IDR tersebut saya belikan weapon Q1 semua, saya cuma dapat 8,81 weapon Q1.
Sehingga, agar saya bisa dapet weapon Q1 murah, saya akan pergi ke swiss, dan belanja weapon disana.
Bisa dibayangkan apabila rate IDR kita turunkan menjadi, misal 1 IDR = 0.025 G
Kalo lihat itungan diatas
1 IDR = 0.025 G artinya dengan satu G saya bisa dapet 40 IDR
Bila dibelikan weapon Q1 semua, saya bakal dapet 10.58 weapon Q1
Apabila weapon kita murah, bule-bule akan pelan-pelan berpaling ke pasar eI untuk membeli barang-barang, dan ini artinya "MENAIKKAN DEMAND".
Keuntungan lain adalah, G akan masuk ke eI. Dan ini sebenarnya secara pelan-pelan akan menaikan lagi rate IDR kita.
Dan harus juga dipahami, faktar rate berpengaruh global ke seluruh produk, nggak hanya weapon yang faktor demand-nya dipengaruhi apabila ada war.
(sebenarnya pengen make weapon Q5 sebagai perbandingan, akan tetapi, sepertinya para pengusaha weapon Q5 saat ini balapan menurunkan harga agar weapon Q5 bisa laku, dengan menurunkan harga sampe 25 IDR atau sekitar 0.753 G, untuk menyamai harga weapon internasional, padahal sebelumnya weapon Q5 sempat dikisaran 40 IDR, bisa dibayangkan dengan rate sekarang, betapa berat pengusaha weapon Q1 untuk menurunkan harga weapon agar weapon Q1 bisa menembus pasar internasional, karena untuk menembus pasar internasional, harga weapon Q1 harus di kisaran 2.997 IDR).
Sekali lagi, saya hanyalah seorang pekerja yang sedang menikmati hari-hari yang indah ini.
Menikmati hari dengan harga-harga yang murah.
Hidup Pekerja!!! Hidup IPSeI!!!
Terima Kasih.
==================
Disini Hari Ini
Kita Coba Berbesar Hati
Bahagia atau Merana
Kita Tetap Berada Disini
==================
Comments
========================
Disini Hari Ini
Kita Coba Berbesar Hati
Bahagia atau Merana
Kita Tetap Berada Disini
========================
ahahaha
wogh kk wogh
SAPI RUINING THIS GAME
Mari Berkerja...
Mari Berkarya...
Jayalah eIndonesiaku..
betul bgt maling.. sebenernya saya buat perusahaan cuman sekedar ingin membantu menurunkan harga pasar indonesia..
impiannya saya dr dulu biar negara kita bisa eksopor barang2 murah ke keluar negri.. saya mau indonesia untuk menyedot gold negara lain dan menjadi pusat perdagangan dunia hohoho..
hmmm....
menurunkan IDR ...menaikkan demand? ntar negara mirip ekonomi negara portugal...liat aja...coba aja liat harga2 di portugal & harga emas na
Soal beli weapon di swiss nih... Apa gak naif ya kalo ke sama cuma buat beli weapon q1? Tambahkan juga biaya tiketnya dong
War dnk plz ..... 😃
@rulerazmi
"menurunkan IDR ...menaikkan demand?"
ya dong,, berarti harga barang2 di eIndonesia murah sehingga mampu menyedot pembeli dr negara lain.
@i_one
"Soal beli weapon di swiss nih... Apa gak naif ya kalo ke sana cuma buat beli weapon q1? Tambahkan juga biaya tiketnya dong"
saya import grain sudah mengabiskan ratusan gold. misalnya ada 10 orang yg seperti saya? berarti udah ribuan gold mengalir keluar dr indonesia.
tentunya lebih baik beli grain di eindonesia tp itu ga mungkin karena harga grain di indonesia yg mahal.
restorasi
Sapi... Buah simalakama XD
voted
Another great article from Pak Budiono, hehehe.....Cita2 : eIndo the real economic power of erep.
Satu yang masalah, bro maling. Kalau kita turunkan IDR, balakan susah kali kita untuk menaikkannya lagi. Tapi kalau kita turunkan harga, gak susah kita untuk menaikkannya.
Menurunkan IDR terlalu beresiko, walau kayaknya, udah gak bisa dicegah lagi.
bukannya gara2 bule "ketendang" bulan kemaren yahhh 🙂
intinya sih maling, dengan pendapat gw di artikel ranah ekonomi itu gini:
nilai IDR meningkat -> mendorong import
makanya weapon di swiss lebih murah drpd di Indo)
nilai IDR turun -> mendorong ekspor
makanya harga2 barang kita jadi lebih bersaing di perdagangan internasional
sekarang apakah nilai IDR kita tinggi atau rendah itu tergantung dari apakah kita lebih butuh/lebih mampu ekspor atau impor untuk saat ini.
Prinsipnya kalau:
- produksi lebih besar drpd kebutuhan -> ekspor -> turunkan IDR
- kebutuhan lebih besar drpd produksi -> impor -> naikkan IDR
keadaan sekarang:
harga2 jatuh -> krn kebutuhan berkurang -> krn tidak ada war/bule2 minggat/penduduk asliatauxapi berkurang -> tingkatkan ekspor -> turunkan IDR
intinya: gw sepakat sma loe, ling 😃
cuma sampe rate berapa? pertimbangan2nya ada di komen gw di ranah ekonomi.
krn ada perusahaan asing di indo, gpp buat mereka yg jg ekspor ke luar negeri dan mengeruk gold disana. Yg penting mereka jual goldnya di monex indo
nilai idr rendah sebenrnya pengaruhnya lebih ke daya tarik eIndo di mata pekerja2 asing untuk dateng ke eIndo. Kalau IDR kita terlalu rendah, mereka akan mencari negara lain yg mata uangnya lebih kuat.
Sekarang kita dengar ada kemungkinan bule2 itu minggat. Yang jadi pertanyaan, pakah memang benar mereka minggat/ketendang? yang kedua, kalau memang benar begitu, apakah karena memang masalah ekonomi? atau karena semata2 ga ada war?
nilai IDR yg rendah jg memperlambat pemerintah menyerap gold dr monex..
@maling: ling...kalo bikin artikel jangan ttg ekonomi mulu dong, ben aku iso komen seng berkualitas.. 😉)
asli, nek ekonomi...sirahku mumet e 😛