[TAYO] Tersesat #1

Day 3,996, 08:52 Published in Indonesia Indonesia by Desmaid

Cerita dibawah adalah salah satu dari kejadian nyata yang saya alami.

Semua bermula ketika 7 anak manusia merasa jenuh dan lelah dengan rutinitasnya sehari hari dan merencanakan untuk sekedar melepas penat ke sebuah tempat wisata terdekat dari kota mereka. Tempat wisata yang mereka tuju adalah sebuah air terjun yang akrab dipanggil curug.

Pukul 10.00 WIB, ke 7 anak tersebut sudah berkumpul dan bersiap untuk melakukan perjalanan. 4 orang pria, 3 orang wanita. 30 menit kemudian mereka pun memulai perjalanan, dengan menggunakan moda transportasi roda dua.

Sekitar 1 jam 30 menit mereka dalam perjalanan, pada akhirnya mereka pun sampai di tempat tujuan. Sebuah tempat wisata yang memiliki 7 air terjun dengan nomor 1 adalah air terjun yang paling tinggi, tidak terlalu ramai dengan pengunjung. Mereka ber-7 pun memilih untuk menghabiskan waktu di air terjun nomor 7, yaitu yang paling bawah.

Tidak terasa, sudah 4 jam mereka bermain - main di kawasan air terjun tersebut dan memutuskan untuk menyudahi kegiatan mereka. Pukul 16.30 pun mereka sudah turun menuju parkiran. Pukul 17.00 pun akhirnya mereka sudah mulai berada di perjalanan.

Hampir tidak ada kejadian berarti yang mereka alami kecuali macet, sampai suatu ketika mereka mendekati sebuah persimpangan. Persimpangan tersebut bukanlah persimpangan besar, hanya sebuah persimpangan antara jalur alternatif dengan jalur utama. Ketika mendekati persimpangan tersebut, mereka mendengar salah satu dari mereka berujar 'Lewat jalur alternatif aja yuk.' sampai akhirnya satu persatu mereka pun menyalakan lampu riting mereka untuk masuk ke jalur tersebut.

Jalur alternatif tersebut, melewati beberapa bagian. Bagian pertama merupakan sebuah hutan - hutan yang sangat gelap, ditambah dengan keadaan mereka yang melewat jalan tersebut mendekati waktu Maghrib, keadaan hutan tersebut menjadi lebih gelap dari biasanya. Di tengah perjalanan, ketika mereka mendengar adzan maghrib berkumandang dan melihat sebuah warung kecil, mereka pun memutuskan untuk berhenti untuk beristirahat serta menghabiskan satu batang rokok saja. Baru saja mereka berhenti, salah satu dari mereka berteriak 'Aduh!!' sehingga yang lain pun terkejut dan langsung memandang ke teman mereka tersebut. 'Kenapa San?' tanya Yani, salah satu wanita yang ikut dalam perjalanan ini. 'Nggak tau, mata gw tiba - tiba kayak ada yang nyolok. Sakit banget.' Jawabnya, dia adalah Sandy salah satu dari pria yang ikut dalam rombongan tersebut, 'Kelilipan kali.' ujar Yani, sambil bergerak menuju warung. Ucapan tersebut dijawab Sandy hanya dengan mengangkat bahu.

15 menit sudah mereka diam di warung tersebut, hingga mereka pun memutuskan untuk berjalan kembali. Perjalanan mereka selanjutnya pun terasa sangat sepi dan mencekam, tidak ada kendaraan maupun manusia lain yang terlihat dalam pandangan mereka. Sandy, yang memimpin di depan konvoi kecil mereka pun memberikan isyarat terhadap Randi yang ada di belakangnya untuk mengambil alih posisi. Randi yang melihat isyarat tersebut pun langsung memacu motornya untuk mendahului Sandy yang sudah memelankan laju motornya. Ketika Randi mendahului Sandy, Randi tiba tiba melihat ada sesuatu yang terbang melewatinya dari kiri menuju kanan dan Randi pun reflek menundukan kepalanya dan melihat ke arah kanan. Randi tidak melihat apapun.

Mencoba melupakan hal tersebut, Randi pun mengalihkan pandangannya ke depan kembali. Dengan hati mencelos, Randi tiba - tiba seperti melihat seorang kakek tua yang duduk di pinggir jalan dan melihat ke arahnya. Randi pun menggelengkan kepala sembari memejamkan matanya, ketika membuka matanya kembali Randi pun tidak melihat sang kakek tersebut, 'Ah cuma salah lihat' Randi menggumam pada dirinya sendiri dan memutuskan tidak akan memberi tahu teman - temannya yang lain.

Perjalanan pun berlangsung dengan sangat sepi, tidak terdengar suara lain selain deru 4 motor yang mereka kendarai. Hingga akhirnya, mereka mendekati bagian ke 2 dari jalur alternatif ini, yaitu sebuah perkampungan kecil. Ketika mereka mau memasuki perkampungan tersebut, Randi pun melihat di kejauhan ada sebuah bengkel tambal ban di sebelah kiri, dan dengan lega melihat ada seseorang yang berada disitu. Randi pun memberikan isyarat kepada Sandy yang berada di belakangnya untuk mendekati dirinya. 'San, gw mau tambah angin dulu kayanya. Kurang angin kayaknya ban motor gw,' kata Randi sembari menoleh ke sampingnya ketika Sandy sudah ada di sisinya, Sandy pun langsung memalingkan mukanya ke depan dan melihat tambal ban tersebut, 'Nanti aja Ran, liat yang bener.' Setelah menjawab seperti itu pun Sandy langsung kembali ke posisinya di belakang, Randi yang merasa heran dengan jawaban Sandy pun mencoba melihat tambal ban tersebut dengan lebih jelas yang membuat bulu kuduk Randi pun langsung naik. Tambal ban tersebut, meskipun terlihat sesosok manusia yang sedang berada disitu tapi tidak memperlihatkan wajahnya sama sekali. Randi hanya mampu melihat sesosok gelap yang sedang berjongkok di sebelah sebuah motor, tanpa dapat melihat lebih jelas muka, tangan dan lain lainnya. Melihat hal tersebut pun Randi mengurungkan niatnya untuk berhenti dan kembali memacu motornya, untuk cepat - cepat melewati tempat tersebut.

Melihat Randi menambah kecepatan, teman - temannya yang lain pun mengikuti. Kini mereka melaju dengan cukup cepat, sehingga tanpa waktu lama mereka pun mendekati bagian ke-3 dari jalur alternatif tersebut, yaitu sebuah perumahan mewah yang sudah tidak berpenghuni. Entah ditinggalkan karena apa, sampai saat ini pun tidak diketahui. Sebelum gerbang perumahan tersebut, Randi melihat sebuah pangkalan ojeg berada di sebelah kanan, lengkap dengan warkop tempat para tukang ojeg tersebut menunggu. Randi merasa ada sesuatu yang janggal saat melihat tempat tersebut, tapi tidak bisa mengatakan apa. Sampai akhirnya ketika Randi akan melewati tempat tersebut, Randi pun sadar. Seperti di tambal ban tadi, Randi tidak bisa melihat muka para tukang ojeg yang berkumpul. Selain itu, meskipun kelihatannya ada banyak orang di warkop tersebut, Randi tidak melihat mereka melakukan aktivitas apapun. Bahkan, yang mereka lakukan hanyalah diam. Randi pun merasa bahwa perjalanan mereka pun sudah tidak beres, Randi pun mengalihkan pandangannya dan mencoba melihat langit, 'Ungu? Bukannya Maghrib itu seharusnya merah?' Randi bergumam kepada dirinya sendiri setelah melihat ke arah langit.

Akhirnya, mereka pun memasuki perumahan tersebut. Dan seperti sebelum - sebelumnya, hanya deru motor mereka yang terdengar. Perumahan ini terletak di sebuah bukit, sehingga saat mereka memasuki perumahan tersebut jalur yang mereka lalui sedikit menanjak. Hingga setelah sampai di 'puncak'nya, dimana ada sebuah gedung yang sepertinya dulu merupakan marketing office dari perumahan ini, perjalanan mereka menuju pintu keluar pun menanjak. Ketika tanjakan tersebutlah, Randi melihat di arah berlawanan ada lampu - lampu motor. 'Oh, ada yang lagi konvoi juga,' Randi berujar dalam hati, merasa lega. Sayangnya, perasaan tersebut tidak berlangsung lama. Ketika rombongan mereka dan rombongan tersebut berpapasan, Randi hanya dapat melihat lampu - lampu tanpa melihat adanya pengendara maupun kendaraannya. Hanya lampu.

Randi pun menelan ludah dengan gugup, berusaha fokus kembali ke jalan. Selang beberapa menit, Randi mendengar Sandy berteriak, 'Itu liat pemandangan City lightnya, keren deh.' dan Randi pun mendengar deru motor yang dipacu dari belakang, reflek Randi pun langsung melihat spion dan melihat bahwa suara tersebut berasal dari Adit, teman mereka yang memposisikan diri di paling belakang, 'Jangan tunjuk - tunjuk!' Adit pun berteriak kepada Sandy sembari menepis tangan Sandy. Randi yang berada di depan pun tidak dapat mendengar jawaban dari Sandy, hanya saja Sandy langsung menurunkan tangannya dan Adit pun kembali ke posisi paling belakang. Beberapa menit berselang, mereka pun akhirnya keluar dari perumahan tersebut dan kembali ke jalan raya.

Randi, yang sudah merasa tidak nyaman dengan perjalanan mereka pun kembali memacu motornya dengan cepat, berharap teman - temannya mengikuti. Randi hanya ingin perjalanan ini cepat berakhir. Dengan lega, Randi mendengar semua temannya pun memacu motornya masing - masing.

Ketika akhirnya mereka memasuki bagian ke-4 yang sekaligus adalah bagian terakhir dari jalur tersebut, Randi dikejutkan dengan suara Adit yang tiba - tiba sudah berada di sebelahnya, 'Langsung kebut ya ke rumah Sari, gw duluan. Gw tunggu disana, banyak yang harus diomongin.' Randi pun hanya dapat mengangkat jempolnya tanda ia mendengar dan setuju dengan ucapan Adit.



Sekian dulu kisah ini ditulis, karena akan sangat panjang apabila langsung dilanjutkan sampai ke bagian akhir kisah ini.
Perlu diketahui, bahwa nama dan tentunya tempat dalam cerita ini disamarkan. Karena penulis belum dan tidak menanyakan persetujuan mereka - mereka yang terlibat dalam kisah ini untuk menuliskan kisah ini.

Sekian dan terima kasih,
Desmaid.