Goodbye... For What?

Day 447, 01:36 Published in Indonesia Indonesia by Masila
Tak terasa sudah banyak waktu yang sudah saya luangkan untuk bermain game ini. Sudah banyak kesenangan melanda seorang Dede Bayi di sini. Tetapi tampaknya untuk waktu ke depan saya harus mengendurkan otot terlebih dahulu (bayi mangnya punya otot?)

Beberapa waktu kemarin saya dipercaya menjadi Mensesneg, sebuah jabatan baru yang merupakan terobosan dari Presiden Bolodewo (saat itu). Selama itu saya berusaha menjalankan semua kewajiban saya sebagai salah seorang menteri dengan baik, yang intinya ya harus sering OL. Tetapi begitu banyak rintangan yang menghadang saya untuk maju dan semakin mengembangkan karir saya di Erepublik. Mulai dari tugas di RL yang makin mengganas, koneksi di Papua yang semakin menggila (baca: lemot abis) serta kehidupan pribadi yang semakin meracau. Tetapi saya terus berusaha survive (OL terus maksudnya).

Selama sebulan terakhir, saya sering pulang kantor lebih telat (bareng YudhanizZzation), dari jam resmi yaitu jam 5 menjadi jam 8. Hal ini dikarenakan pada jam2 itulah kerjaan sudah selesai dan dapat dengan bebas menerbitkan artikel dan berkoordinasi dengan Bolodewo dan teman2 seperjuangan yang lain. Tidur pun jadi lebih telat, karena biasanya konfrensi kabinet diadakan pada malam hari. Yang jadi kendala adalah perbedaan waktu antara Indonesia Barat, Tengah dan Timur. Pada saat Dummy_Dahlan melakukan konfrensi jam 21.00, Bolodewo melakukannya jam 22.00 dan Masila pada 23.00. Bila konfrensi selesai jam 22.00WIB (jarang kalau tidak bisa dikatakan tidak pernah), berarti sudah 23.WIT. Bayangkan saja bila konfrens dimulai lebih malam lagi.

Karenanya bersantai dan memanjakan diri adalah pilihan saya untuk beberapa waktu ke depan. Saya ingin tidur lebih awal, agar dapat bangun lebih siang ... Loch! Pokonya mau santai2 deh dan ngurusin kerjaan. Bukannya apa2, karir di RL dah kalah jauh sama karir di Erep, dan kalau dibandingkan sama Iwa dan temen2 seangkatan lain, Masila di RL sudah jauh tertinggal di belakang. Ini saatnya untuk mengejar mereka kembali ... pikirku.

Eit, tunggu dulu jangan berpikir ini adalah kata2 perpisahan dari seorang anak bayi yang selamat dari aborsi dan hendak dimutilasi! Saya tegaskan, saya tidak akan resign sepenuhnya dari Erep. Saya hanya resign dari pentas politik saja. Terima kasih kepada teman2 PReI yang sudah mempercayakan saya untuk menjadi bagian dari Partai besar ini, dan beberapa meminta saya untuk menjadi ketua Patai periode mendatang, tetapi tampaknya saya tidak dapat memenuhi permintaan kalian TT.

Untuk kedepannya saya sudah menetapkan langkah. Saya akan menekuni satu bidang saja, yaitu Jurnalistik. Saya sangat mencintai bidang ini, mungkin karena bloodline saya yang membuatnya seperti itu. Sebagai Jurnalis, saya tidak akan menetap di Indonesia. Saya ingin mengadakan Tur Keliling dunia, mempelajari kehidupan dan kebudayaan bangsa lain, dan memuaskan gerakan pena saya.

Sebenarnya masih banyak cita2 lain yang ingin saya wujudkan di erep. Mau jadi FM, mau jadi pengusaha paling sukses, mau punya 1000 subscriber, mau jadi Kongresman, mau jadi Ketua Partai, dan mau jadi Presiden 😁
Tapi emang kondisinya yang gak memungkinkan, ga tau ya kalo nanti jadi punya waktu banyak. Mungkin saya bisa balik ke Indonesia dan mewujudkan mimpi2 saya itu.

So My Friends...
Goodbye



"Dunia Ini Takkan Berwarna Bila Tiada Merah Di Sana"