Perjalanan Masila [Dengan Tinta Hitam]

Day 441, 21:57 Published in Indonesia Indonesia by Masila

Di sebuah dunia khayalan, hiduplah seorang bayi lucu bernama Masila berkewarganegaraan Ina_Indonesia. Dia lahir di kota Cats City yang saban hari diterangi oleh Matahari yang cerah, kota dimana hikayat Santa Claussen berawal. Masila ini adalah Oasishead atau ketua osis di karang balita di kotanya. Dia berkawan baik dengan 3 bersaudara tetangganya. Mereka adalah Nugelobego, Nugelobudug dan Nugeloblegug. Suatu hari si nomor dua mengajak Masila untuk menonton konser dewa, maklum mereka berdua adalah Bolodewo. Maka berangkatlah dua darah muda yang sangat Cintha bertualang ini.

Di tengah jalan mereka sampai ke tanah suku All-X. Suku ini dinamakan begitu karena setiap kata2 yang diucapkan selalu berakhiran X, seperti PertamaxXx, KlimaxXx, dll. Suku ini terdiri dari para Wowox (Cowox dalam bahasa kita) dan beberapa wewex. Tetua suku ini bernama Mbah Jambronk dan kepala sukunya bernama Phortoz. Sang kepala suku lalu berujar:
“Kalian tidak akan sampai ke tujuan kalian. Karena kalian akan melewati reruntuhan kota kuno Semarangindah untuk sampai kesana. Untuk melewati reruntuhan itu, kalian harus memecahkan sandi rahasia penduduk masa lalu dan itu bukanlah sandi biasa. Terdapat dua sandi, yaitu Sandygee dan Lesandee yang sampai sekarang pun belum berhasil dipecahkan Keris. Lagipula, di sana terdapat pembunuh2 yang sangat Blink-Az, yang dipimpin oleh Flik_Kenni dan Dummy_Dahlan. Mereka suka membunuh dengan Silentrazgriz, silent dan tragis maksudnya. Biar kuutus pangeran kami untuk menemani kalian. Prince Rizkyputra, kemari dan temani mereka. Oh iya, satu lagi, di sana juga markasnya Ninja Lho.”
Begitulah akhirnya, sank pangeran yang Gagah menemani perjalanan dua sahabat ini melewati reruntuhan kota kuno tersebut.

Akhirnya mereka pun sampai di kota tempat konser diadakan, yaitu kota Surabaya. Karena lapar, mereka langsung masuk ke kedai terdekat yang menjual batagor. Sang pejual adalah seorang laki-laki paruh baya yang biasa dipanggil…mamangbatagor…ya iyalah, masa Mamangbakso! Masila yang sudah tidak tahan lagi langsung memesan:
Ms = Mang, Food2rax!
MB = Woy, gw jualannya batagor! Apaan tuh nyong!
Ms = Makanan 2 Rak maksudnya mang…
MB = Oh…Sory, bahasa lw emang aneh kaya muka lw!
Ms … :nyengir:
N = Ga Toomuch tuch Sil!
Ms … :nyengir: lagi
N = Kalo pe2s ... emmm ... Iwa ada mang?
MB = Nyong, makan pepes ikan di ruma makan sunda! Gw jualan batagor! Gateli banget sih!
P = Saya gak makan, terima kasih
MB = Minumannya AmmA apaan?
Ms = Limeberry 3 mang


Selesai makan mereka pun berjalan keluar. Langkah mereka bertiga terhenti karena jalan mereka terhalang oleh rombongan Bangsawan kota itu, namanya Don Agung. Sang Don yang berpakaian RaFee dikawal Rikwandi (seorang Jagoantop), Hudiyawan (Pembimbing Spiritual), Elle Dinar Andari (Dayang) dan YudhanizZzation (tukang kebun). Sang Don lalu mencengkram kerah baju jagoan kita:
D = Dari mana kalung yang kau pakai itu?
M = Saya n3m0 dijalan Don … :ketakutan:
D = Jangan Bong kamu!
M = :tambah ketakutan: … Bener Don, saya jujur
D = Itu adalah kalung Panca warna, kalung yang dahulunya milik Bima, kakak kedua dari keluarga Pandawa, leluhurku. Kalung itu sudah hilang selama beberapa dasawarsa, dan kini telah kau temukan. Untuk itu, kuhadiahkan kau uang 10.000 IDR dan 100 Gold.


Akhirnya Masila tidak hanya menonton konser Dewa saja. Dengan uang pemberian sang Don, Masila pun mendirikan perusahaan besar di sana. Perusahaan itu dinamakan sesuai dirinya, Masila Firefox.

Sekian cerita Masila hari ini. Sebagai penutup, marilah kita berteriak
Mi2nkampretz!